Cara mudah budidaya kencur – Kencur (Kaempferia
galanga L.) banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional (jamu),
fitofarmaka, industri kosmetika, penyedap makanan dan minuman, rempah,
serta bahan campuran saus, rokok pada industri rokok kretek. Secara
empirik kencur digunakan sebagai penambah nafsu makan, infeksi bakteri,
obat batuk, disentri, tonikum, ekspektoran, masuk angin, sakit perut.
Minyak atsiri didalam rimpang kencur mengandung etil sinnamat dan metil
p-metoksisinamat yang banyak digunakan didalam industri kosmetika dan
dimanfaatkan sebagai obat asma dan anti jamur. Banyaknya manfaat kencur
memungkinkan pengembangan pembudidayaannya dilakukan secara intensif
yang disesuaikan dengan produk akhir yang diinginkan. Produksi, mutu dan
kandungan bahan aktif didalam rimpang kencur ditentukan oleh varietas
yang digunakan, cara budidaya dan lingkungan tempat tumbuhnya.
PERSYARATAN TUMBUH
Untuk pertumbuhan kencur yang optimal diperlukan lahan dengan
agroklimat yang sesuai. Agroklimat yang baik untuk budidaya kencur
adalah iklim tipe A, B dan C (Schmidt & Ferguson), ketinggian tempat
50 – 600 m dpl., temperatur rata-rata tahunan 25 – 30 oC, jumlah bulan
basah 5 – 9 bulan per tahun dan bulan kering 5 – 6 bulan, curah hujan
per tahun 2 500 – 4 000 mm, intensitas cahaya matahari penuh (100%) atau
ternaungi sampai 25 – 30% hingga tanaman berumur 6 bulan, drainase
tanah baik, tekstur tanah lempung sampai lempung liat berpasir,
kemiringan lahan < 3%, dengan jenis tanah latosol, regosol, asosiasi
antara latosol-andosol, regosol-latosol serta regosol-litosol, dengan
kemasaman tanah 4,5 – 5,0 atau bisa ditambahkan kapur pertanian
(kaptan/dolomit) untuk meningkatkanpH sampai 5,5 – 6,5. Disamping itu,
lahan juga harus bebas daripenyakit terutama bakteri layu.
BAHAN TANAMAN
Kencur (Kaempferia galanga L.; East-Indian Galangal), adalah terna
aromatik yang tergolong kedalam famili Zingiberaceae (temu-temuan).
Pembeda utama kencur dengan tanaman temu-temuan lainnya adalah daunnya
yang menutup tanah.Tanaman ini sudah berkembang di Pulau Jawa dan di
luar Jawa seperti Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Kalimantan Selatan.
Sampai saat ini karakteristik utama yang dapat dijadikan sebagai
pembeda kencur adalah daun dan rimpang. Berdasarkan ukuran daun dan
rimpangnya, dikenal 2 tipe kencur, yaitu kencur berdaun lebar dengan
ukuran rimpang besar dan kencur berdaun sempit dengan ukuran rimpang
lebih kecil. Biasanya kencur berdaun lebar denganbentuk bulat atau
membulat, mempunyai rimpang dengan ukuran besar pula, tetapi kandungan
minyak atsirinya lebih rendah daripada kencur yang berdaun kecil
berbentuk jorong dengan ukuran rimpang lebih kecil.
Salah satu varietas unggul kencur dengan ukuran rimpang besar adalah
varietas unggul asal Bogor (Galesia-1) yang mempunyai ciri sangat
spesifik dan berbeda dengan klon dari daerah lain yaitu warna kulit
rimpang cokelat terang dan daging rimpang berwarna kuning, berdaun
membulat, ujung daun meruncing dengan warnadaunhijau gelap. Selain itu,
meskipun ukuran rimpangnya tidak sebesar varietas Galesia-1, calon
varietas unggul Galesia-2 dan Galesia-3 dengan ciri utama warna kulit
rimpang coklat gelap dan daging rimpang berwarna putih bergaris ungu,
bentuk daun bulat dengan ujung daun runcing dan warna daun hijau terang,
potensi produksinya mencapai 14-16 ton perha dengan kandungan minyak
atsiri 4 – 7,6%.Oleh karena itu, untuk menjamin stabilitas dan kepastian
hasil dalam budidaya kencur, diperlukan bahan tanaman bermutu yang
berasal dari varietas unggul yang jelas asal usulnya, bebas hama dan
penyakit, serta tidak tercampur dengan varietas lain.
BUDIDAYA
Cara budidaya sangat menentukan hasil yang akan didapat.Meskipun
bahan tanaman (benih) yang digunakan merupakan varietasunggul yang
berpotensi produksi tinggi, apabila tidak didukung denganteknik budidaya
yang optimal tidak akan didapat hasil yang optimal
Pembenihan.
Seleksi benih perlu dilakukan dari pertanaman yang sehat, bebas dari
serangan penyakit, terutama layu bakteri (Ralstoniasolanacearum).
Setelah rimpang dipanen, seleksi dilanjutkan untuk membuang benih yang
kurang bernas, terserang hama dan penyakit .Rimpang kencur secara umum
dapat dibedakan menjadi 2bagian, yaitu rimpang utama yang berukuran
besar dan rimpangcabang yang ukurannya lebih kecil. Kedua bagian rimpang
tersebutdapat digunakan sebagai bahan benih, yang penting rimpang
tersebutcukup tua, berasal dari pertanaman berumur 10 bulan dengan
ciriutama ketika dibelah dengan tangan berbunyi, kulit mengkilat
dantekstur daging rimpangnya agak keras. Rimpang yang terpilih untuk
dijadikan benih, sebaiknyamempunyai 2 – 3 bakal mata tunas yang baik
dengan bobot sekitar 5 -10 gram.
Sebelum ditanam rimpang benih ditunaskan terlebih dahulu dengan cara
menyemai rimpang di tempat yang teduh ditutup dengan jerami dan disiram
setiap hari. Untuk penyimpanan benih, biasa digunakan wadah atau rak-rak
terbuat dari bambu atau kayu sebagai alas. Penanaman dilakukan apabila
hujan sudah mulai turun. Benih rimpang bertunas yang siap ditanam di
lapangan sebaiknya yang baru keluar tunasnya (tinggi tunas < 1 cm),
sehingga dapat beradaptasi langsung dan tidak mudah rusak. Apabila hujan
terlambat turun, lebih baik rimpang ditanam langsung di lapangan, tanpa
ditunaskan terlebih dahulu. Karena berbeda dengan jahe, rimpang kencur
bisa ditanam pada saat hujan belum turun asal rimpangnya belum
bertunas.Rimpang akan beradaptasi dengan lingkungan, pada saat hujan
turun tunas akan tumbuh dengan serempak.
Persiapan lahan
Pengolahan tanah dilakukan dgn cara menggarpu dan mencangkul tanah
sedlm 30 cm. Tanah hendaknya dibersihkan dari ranting-ranting dan
sisa-sisa tanaman yang sukar lapuk. Untuk tanahdengan lapisan olah
tipis, pengolahan tanahnya harus hati-hati disesuaikan dengan lapisan
tanah tersebut dan jangan dicangkul ataudigarpu terlalu dalam sehingga
tercampur antara lapisan olah dengan lapisan tanah bawah, hal ini dapat
mengakibatkan tanaman kurang subur tumbuhnya. Saluran drainase harus
diperhatikan, terutama pada lahan yang datar jangan sampai terjadi
genangan (drainase kurang baik). Genangan diantara tanaman akan memacu
berkembangnya benihpenyakit terutama penyakit busuk rimpang.
Cara mudah budidaya kencur
Jarak tanam
Penanaman dapat dilakukan secara bedengan atau disesuaikan dengan
kondisi lahan. Benih ditanam sedalam 5 – 7 cm dengan tunas menghadap ke
atas, jangan terbalik, karena dapat menghambat pertumbuhan. Jarak tanam
yang digunakan untuk penanaman monokultur bervariasi antara 15 cm x 15
cm atau 20 cm x 15 cm.Untuk penanaman dalam sistem pola tanam
menggunakan jarak tanam20 cm x 20 cm atau dilihat berdasarkan jenis
tanah dan jenis tanamanlainnya.
Pemupukan
Pupuk kandang (pukan) sapi atau kambing yang sudah matang, diberikan
pada saat tanam dan diletakkan didalam lubang tanam dengan dosis 20 – 30
ton/ha, tergantung kondisi lahan. Pada lahan yang miskin hara dan
teksturnya padat diberikan pukan 30 ton/ha, sedangkan lahan yang cukup
subur cukup 20 ton/ha. Pukan yang kurang matang, harus disebar di lubang
tanam paling tidak 2 minggu sebelum tanam. Sedangkan pupuk buatan
diberikan secara tugal atau dilarik dengan jarak 5 cm dari tanaman.
Dosis yang diberikan adalah: Urea 200 – 250 kg/ha, SP-36 250 – 300
kg/ha, KCl 250 – 300 kg/ha, atau bergantung kepada kesuburan tanah. Urea
diberikan 3 kali, yaitu pada saat tanaman berumur 1, 2 dan 3 bulan
setelah tumbuh (BST),masing-masing 1/3 dosis. Sedangkan SP-36 dan KCl
diberikan satukali pada saat tanam atau ditunda sebulan apabila curah
hujan belumcukup.
Pola tanam
Kencur dapat ditanam dengan sistem monokultur dan pada batas-batas
tertentu dengan sistem polikultur, untuk meningkatkan produktivitas
lahan. Sistem polikultur dilakukan pada waktu mulai tanam sampai berumur
3 – 6 bulan dengan cara ditumpang sarikan atau disisipkan. Umumnya pola
tanam kencur dikombinasikan dengan tanaman palawija (jagung, kacang
tanah, ketela pohon, jenis kacang-kacangan lain) dan tanaman
hortikultura (ketimun, buncis). Pola tanam kencur yang paling
menguntungkan dari segi usahatani adalah dengan kacang tanah, dengan 2
kali penanaman kacang tanah.
Pemeliharaan
Pemeliharaan perlu dilakukan agar tanaman dapat tumbuhdengan baik.
a. Penyiangan gulma
Sampai tanaman berumur 6 – 7 bulan banyak tumbuh gulma disekitar
tanaman kencur. Untuk menjaga agar pertumbuhan kencur tidak terganggu
harus dilakukan penyiangan gulma paling tidak 2 minggu sekali. Pada saat
curah hujan tinggi, pertumbuhan gulma sangat cepat, sehingga penyiangan
perlu dilakukan lebih intensif. Penyiangan dilakukan dengan hati-hati
agar tidak mengganggu perakaran kencur.
b. Penyulaman
Penyulaman terhadap tanaman mati dilakukan pada saat tunas muncul di
permukaan tanah dengan cara menanam rimpang bertunas atau memindahkan
tanaman yang menumpuk pada lubang tanam yang lain.
c. Pembumbunan
Pembumbunan mulai dilakukan pada waktu rumpun sudah terbentuk.
Apabila curah hujan tinggi, pembumbunan harus dilakukan lebih intensif,
karena cucuran air hujan akan menurunkan bedengan, sehingga tanaman akan
terendam. Selain itu, pembumbunan juga dilakukan agar rimpang selalu
tertutup tanah. Apabila rimpang muncul di permukaan tanah, akan
mengurangi kualitas rimpang tersebut (berwarna hijau) dan tidak
bertambah besar.
d. Pengendalian organisme pengganggu tanaman
Sampai saat ini masih belum banyak dilaporkan gangguan hama pada
tanaman kencur yang bersifat fatal. Kalaupun ada masihterbatas pada
serangan hama ulat daun dan belalang. Pengendalianyang perlu
diperhatikan dalam budidaya kencur adalah serangan penyakit, walaupun
tingkat serangannya masih rendah. Penyakit yangsudah ditemukan di areal
pertanaman kencur adalah busuk rimpang dan bercak daun. Busuk rimpang
disebabkan oleh bakteri layu seperti pada jahe (Ralstonia solanacearum).
Tanaman yang terinfeksi menunjukkan gejala daun layu, berwarna
kekuningan danmenggulung. Apabila serangan sudah berlanjut, rimpang
tanamantersebut bila dicabut akan tampak gejala pangkal batang membusuk
berwarna cokelat kehitaman dan berbau busuk.
Didalam rimpang kencur yang terinfeksi penyakit, memungkinkan
berkembang biaknyatelur dan larva serangga hama seperti lalat rimpang
(Mimegrallacoeruleifrons) dan belatung (Eumerus figurans) yang memakan
dagingrimpang bagian dalam. Pengendalian penyakit busuk rimpang
bisadilakukan dengan cara mencabut dan membuang tanaman yangterserang.
Apabila serangan masih ringan, pengendalian bisa dilakukandengan
menyemprotkan bakterisida setiap 2 minggu sekali sampaigejala penyakit
berkurang. Penyakit lain yang ditemukan padapertanaman kencur adalah
bercak daun yang disebabkan olehcendawan Phyllosticta sp. dengan gejala
pada ujung daun terdapatbercak yang tidak beraturan dibagian tepi daun.
Bercak daun akanmeluas kearah pangkal daun dan akhirnya seluruh daun
mengering.Pengendalian penyakit bercak daun dilakukan dengan
meyemprotkanfungisida apabila serangan penyakit terjadi pada saat
tanaman berumur1 – 2 bulan. Tetapi apabila serangan pada tanaman tua,
penyemprotantidak diperlukan.Selain penyakit busuk rimpang dan bercak
daun, patogen lainyang menyerang rimpang kencur terutama setelah panen
dan pada saatpenyimpanan adalah hama kutu perisai (Aspidiella hartii)
yang seringdisebut sebagai cosmetic insect.
Panen.
Panen untuk konsumsi dimulai pada umur 6 sampai 10 bulan.Tetapi,
berbeda dengan jahe, waktu panen kencur dapat ditunda sampai musim
berikutnya, bahkan sampai tiga tahun. Dalam kondisi demikian tidak ada
efek yang buruk terhadap mutu rimpang, bahkan produksinya akan
bertambah, hanya ukuran rimpang semakin kecil. Selain itu, kencur dari
pertanaman diatas 1 tahun, kurang baik untuk benih. Rimpang untuk benih
dipanen pada umur 10 – 12 bulan. Cara panen kencur dilakukan dengan
membongkar seluruh rimpangnya menggunakan garpu, cangkul, kemudian
dibuang akar danrimpang airnya, tanah yang menempel dibersihkan. Dengan
menggunakan calon varietas unggul kencur Balittro (Galesia) dan cara
budidaya yang direkomendasikan, dihasilkan 12 – 16 ton rimpang segar per
ha. Mutu rimpang dari varietas unggul tersebut lebih tinggi dari
standar Materia Medika Indonesia (MMI), yaitu kadar minyak atsiri antara
3,20 – 7,60%; kadar pati 51,09 – 79,71%; kadar sari dalamair 14,50 –
26,22%; kadar sari larut dalam alkohol 3,02 – 7,95%.
Pasca Panen.
Tahapan pengolahan kencur meliputi penyortiran, pencucian,pengirisan,
pengeringan, pengemasan dan penyimpanan. Setelah panen, rimpang harus
secepatnya dibersihkan untuk menghindarikotoran yang berlebihan serta
mikroorganisme yang tidak diinginkan. Rimpang dibersihkan dengan
disemprot air yang bertekanan tinggi,atau dicuci dengan tangan. Bila
mengalami kesulitan, rimpang harus direndam dalam air untuk beberapa
lama, kemudian disikat dengansikat halus agar tidak melukai kulit
rimpang. Setelah pencucian, rimpang dikering anginkan sampai kulit
rimpang tidak berair lagi. Untuk penjualan segar, kencur dapa tlangsung
dikemas. Tetapi bila diinginkan dalam bentuk kering atau simplisia, maka
perlu dilakukan pengirisan rimpang dengan ukuran 1 –4 mm berbentuk
bulat atau lonjong dengan panjang 1 – 5 cm dan lebar0,5 – 3 cm. Rimpang
yang sudah diiris, selanjutnya dikeringkanlangsung dibawah sinar
matahari atau dengan pengering buatan/ovenpada suhu 40 – 50° C. Bila
kadar air telah mencapai sekitar 10 %, yaitu bila rimpang bisa
dipatahkan, pengeringan telah dianggap cukup.
Demikian artikel mengenai cara mudah budidaya kencur. Semoga bermanfaat
SUMBER:TERNAK-BUDIDAYA
Search
Blog Archive
Recent Posts
Categories
- beternak (3)
- Budidaya (14)
- Budidaya lele (3)
- Kolam (1)
- komputer (1)
0 comments